Peta Lokasi Surfing Panaitan
Titik Merah merupakan lokasi surfing di Pulau Panaitan dan Pulau Peucang
Nama lokasi (titik) surfing di pulau Panaitan dan Ujung Kulon.
Sumber: http://www.surfingpanaitan.com
Kenal peta Kabupaten Pandeglang
Kenali beberapa panganan khas Pandeglang
Berikut beberapa panganan khas Pandeglang:
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
Kue Jojorong
Gemblong
Rangginang
Apem putih
Kue apem terbuat dari tepung beras dan tape singkong. Rasanya nikmat jika dicampur dengan gula merah atau sirop. Orang melahapnya saat berbuka puasa. Karena itu, pembuatan kue ini dilakukan hanya selama bulan puasa. Menurut Dati, pembuatan kue apem putih di Cimanuk itu sudah turun-temurun dan ia tidak mengetahui secara pasti sejak kapan kue ini mulai populer.
Tape Ketan
Kenali beberapa tempat di Pandeglang
Ada beberapa tempat yang hanya anda dapati di Pandeglang sbb:
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
- Gardu Tanjak
- Ciherang
- Ciekek
- Kebon Cau
- Kebon Asem
- Cikacepet
Kenali nama jalan di Pandeglang
Berikut ini nama-nama jalan yang ada di Pandeglang. (Mungkin saat ini sudah berganti nama) untuk kita Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
- Jalan Alun-Alun Barat (Jalan Jendral Ahmad Yani)
- Jalan Alun-Alun Utara (Jalan Mayor Jendral Widagdo)
- Jalan Alun-Alun Timur (Jalan Labuan)
- Jalan Alun-Alun Selatan (Jalan Kyai Haji Mohammad Idrus)
- Jalan Masjid
- Jalan Yumaga (Yusuf Martadilaga)
- Jalan Ciwasiat
- Jalan Jendral Ahmad Yani
- Jalan Letnan Bolang
- Jalan Ciherang
- Jalan Fatoni
- Jalan Gunung Karang
- Jalan Taman Makam Pahlawan
- Jalan Mayor Widagdo
- Jalan Lapangan Sukarela
- Jalan AMD (ABRI Masuk Desa)
- Jalan Keraton
- Jalan Labuan
- Jalan Juhut
- Jalan Moelkita
- Jalan Rangkasbitung
Kenali kuliner tak terlupakan di Kabupaten Pandeglang
”Seafood of Love” untuk Satenya Bu Entin
Labuan hanyalah kota kecamatan di kawasan pantai barat Banten. Tidak jauh ke sebelah selatan dari pantai Carita yang belakangan lebih terkenal itu. Namun kalau kebetulan pergi berlibur ke pantai Carita, sebaiknya jangan lewatkan untuk mampir ke Labuan, lalu carilah Rumah Makan Bu Entin di Jalan Raya Labuan Encle. Kalau kesulitan, tanya saja sama orang lewat di sana pasti tahu tempatnya.
Menyantap Sate Padali Sebelum Masuk Sumur
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
Warung sate itu bernama Padali. Jangan salah, bahwa Padali itu bukan suaminya Bu Dali. Awalnya saya juga mengira demikian (sebutan khas orang Sunda yang biasa menulis Pa untuk Pak). Padali adalah nama tempat atau kampung dimana warung itu berada.
Warung Sate Padali saya jumpai di rute perjalanan dari arah Labuan menuju Legon, dermaga penyeberangan ke pulau Umang, Pandeglang, Banten. Kira-kira 13 km sebelum masuk Sumur, perlu hati-hati (namanya juga mau masuk sumur……). Di sana ada perempatan jalan kecil yang cukup padat kalau siang hari karena selain jalannya relatif sempit meski beraspal, tapi lokasinya berdekatan dengan pasar dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat kampung Padali.
Untuk menuju ke Sumur, sesampai di perempatan Padali belok ke kanan. Tapi kalau mau mengisi perut dulu, ambil jalan lurus sedikit dan berhenti di sebelah kanan jalan. Sebuah spanduk warna putih bertuliskan cukup jelas memberitahu keberadaan Warung Sate Padali. Di daerah sepanjang rute ini memang tidak banyak pilihan warung makan. Setidak-tidaknya saya sudah berusaha mencarinya sejak dari kawasan Sumur dan belum menemukan yang pas di hati, hingga akhirnya ketemu warung sate Padali. Maka warung sate Padali bisa jadi pilihan di antara yang tidak banyak itu.
Apa menu yang ditawarkan? Menu unggulannya adalah sate kambing, sate sapi dan sop kikil kambing. Masih ada asesori tambahan yaitu krecek kambing. Krecek di sini bukan seperti krecek-nya orang Jogja yang disebut koyoran yang berbahan kulit sapi dan biasanya dimasak sambal goreng pelengkap gudeg atau sayur brongkos. Krecek kambing di sini adalah potongan-potongan jerohan kambing, seperti babat, usus, limpa dan kawan-kawannya, yang digoreng dan berasa gurih. Meski tersedia juga menu lainnya bagi yang tidak suka daging-dagingan.
Menyesuaikan dengan kondisi perut yang sudah mendendangkan irama macam-macam, maka malam itu saya memesan sate kambing, sopi kikil kambing, sedikit krecek kambing karena penasaran ingin mencoba rasanya, ditambah dengan petai bakar. Tidak terlalu lama untuk menunggu disajikan. Satenya disajikan dengan bumbu ganda, ada bumbu kecap dan ada bumbu kacang. Bumbu kacangnya sungguh sedap, agak manis dan agak pedas. Lebih sedap lagi ketika setusuk sate kambing panas dioleskan pada kedua bumbu yang dicampurkan. Wuih……, sepertinya tidak sabar ingin segera menelan semuanya……
Tapi namanya juga manusia, panjang ususnya tentu saja terbatas. Belum habis seporsi sate yang terdiri dari 10 tusuk, diselingi dengan mengerokoti kulit kikil kambing yang lunak dengan bumbu sopnya pas benar, masih diselingi dengan gigitan-gigitan krecek kambing, akhirnya ibarat lomba lari belum sampai garis finish sudah klepek-klepek……., kecepatan terpaksa dikurangi. Perut kemlakaren……., kekenyangan.
Paduan rasa dan bumbunya secara keseluruhan cukup memuaskan. Hanya sayangnya agak kurang pandai memilih daging, sehingga ada beberapa potong daging kambing yang kenyal dan alot dikunyah. Tapi, it’s OK. Harganya tidak semahal di kota. Di kawasan ini harga makanan relatif murah, meski lokasinya jauh dari mana-mana.
***
Penjual sate yang saya lupa menanyakan namanya dan mengaku berasal dari Purwakarta ini rupanya sudah sekitar empat tahunan berjualan sate di Padali. Kini warung satenya semakin ramai dikunjungi para pemakan (orang yang mencari makan di luar, maksudnya). Terutama sejak di dekat sana ada aktifitas ekonomi baru, yaitu usaha pertambangan emas di wilayah kecamatan Cibaliung.
Kawasan barat wilayah kabupaten Pandeglang yang selama ini dikenal sebagai daerah yang kurang subur untuk usaha pertanian, kini kehidupan ekonomi sebagian penduduknya menjadi agak terangkat. Terutama mereka yang mempunyai keterampilan untuk dididik menjadi tenaga kerja tambang. Kawasan itu juga menjadi lebih ramai dibanding sebelumnya, dengan adanya penduduk pendatang yang bekerja di tambang.
Sepasang suami-istri penjual sate itu pun kini bisa tersenyum gembira, tiga ekor kambing siap disembelih setiap harinya guna memenuhi permintaan penggemar satenya. Kalau daging sapinya cukup dengan membelinya di pasar.
Warung sate ini dari luar masih terlihat sangat sederhana dan terkesan ndeso, meja dan bangkunya juga seadanya, dan sebaiknya tidak dibayangkan seperti warung sejenis di kota. Namun saya yakin tidak lama lagi warung sate ini akan tampil beda, baik tampilan tempat maupun pelayanannya. Racikan bumbu sate dan sopnya cukuplah menjadi modal bagi kesuksesan warung ndeso ini kalau saja mereka pandai mengelola warungnya yang ada sekarang.
Belum lagi kalau pengunjung ke obyek wisata pantai Sumur, pulau Umang dan sekitarnya semakin ramai. Bolehlah pemilik warung sate ini berharap agar dalam perjalanan wisatanya orang-orang mau mampir menyantap sate Padali dulu sebelum masuk Sumur. (Yusuf Iskandar – madurejo.wordpress.com)
Kenali wisata kuliner di Pandeglang
Bubur Ayam Belakang Pasar (Bekas Terminal)
Jika anda datang dari arah Jakarta, sebelum lapangan Sukarela ada jalan ke kiri, ikuti saja terus nanti pas melewati turunan, menjelang tanjakan, persisnya di sebelah kanan dengan tempat yang tidak terlalu mencolok, ada bubur pinggir jalan, tanpa papan nama. Tempatnya agak tinggi dari jalan raya, penjajanya seorang “ibu-ibu”, biasanya dibantu oleh temannya. Kalau pagi-pagi, biasanya tempat itu ramai dikunjungi para pembeli sehingga untuk parkir mobil agak sulit. Berbeda dengan bubur lainnya, bubur ini lebih encer (seperti bubur sop), namun bumbunya lebih gurih dan lebih lezat dibandingkan bubur sejenisnya. Kuahnya berwarna bening seperti kuah sop, namun rasa gurihnya cukup kuat sehingga menggugah selera. Meski disajikan dalam mangkok yang agak besar, karena lezatnya menyantap satu porsi saja tidak akan pernah cukup. Taburan kacang, bawang goreng dan daun seledri atau daun bawang membuat rasa bubur ini makin ‘semriwing’, sangat nikmat disantap dalam keadan panas.Sebaiknya bubur tidak diaduk, tapi dimakan sedikit-demi sedikit, mulai dari pinggir sampai ke tengah, hal ini untuk membagi rata bumbunya agar pada suap terakhir masih melekat rasa bumbunya. Jika diaduk, maka penampilannya kurang indah, dan kerupuk melinjo (emping) yang ditaburkan diatasnya akan melempem, mengurangi rasa nikmatnya. Taburan daging ayam kampung yang disuwir-suwir akan menambah kenikmatan santapan. Harga memang di atas rata-rata bubur lainnya yang hanya Rp 5 ribu rupiah, bubur ini Rp 7 ribu seporsinya. Satu objek wisata kuliner yang patut anda kunjungi selagi berwisata di kabupaten Pandeglang.
Nasi Uduk Mak Ijah, Pasar Pandeglang
Tempatnya di emperan toko-toko, dan hanya berjualan di malam hari saat toko telah tutup. Apabila anda mencarinya di siang hari, dijamin tak akan menemukan nasi uduk Mak Ijah di sini. Letaknya di seberang Pasar Badak, Pendeglang. Jika anda dari arah Jakarta, maka letaknya di sebelah kanan jalan. Anda perlu putar balik di dekat alun-alun, lalu menepilah di salah satu emperan dimana tertulis: “Nasi Uduk Mak Ijah”.Seperti layaknya penjaja makanan di emperan, tempatnya tidak terlalu mencolok, bahkan seringkali terlewati bagi mereka yang belum begitu hafal lokasi. Tanda satu-satunya adalah etalase kaca yang tinggi bertuliskan Nasi Uduk Mak Ijah itupun terkadang tidak begitu jelas karena disilaukan lampu yang dipasang menempel di kaca etalase bagian depannya. Melihat kondisi tempat seperti itu, kebanyakan orang menerka rasanya pasti biasa saja. Namun ternyata tidak, nasi uduknya gurih dan khas, apalagi jika ditaburi bawang goreng nan renyah, rasanya kian melambung. Bagi yang telah terbiasa, begitu masuk, setelah pelayan menyiduk nasi uduk di piring, ia akan menyerahkan piring itu kepada anda untuk mengambil sendiri lauk-pauk dan sayuran yang diinginkan. Anda bebas memilih aneka lauk-pauk yang lezat: mulai dari semur jengkol, telur dadar, sate, usus,
dendeng, ikan dll.
Lalu, apa istimewanya Nasi Uduk Mak Ijah? Cobalah rasakan kelezatan dan gurihnya semur jengkol. Hmmmm, manstap. Tentu ini hanya dapat dinikmati oleh pembeli yang suka dengan semur jengkol, bagi yang tidak suka, bisa memilih menu lain seperti sayur tahu, tempe oreg, atau lainnya. Saat kita duduk dan mulai menyuap nasi, di meja tersedia aneka lalapan seperti sintrong, kemangi, toge mentah, kacang panjang, timun, bahkan sesekali ditemukan “reungdeu“, sejenis daun-daunan yang rasanya aneh, namun nikmat. Sering juga ditemukan lalapan berupa daun jambu mede plus daun payanya. Kedua daun yang rasanya pahit tersebut, jika dimakan dalam komposisi yang tepat, ternyata menimbulkan rasa baru, gurih plus nikmat, pahitnya lenyap tak tersisa, apalagi jika dimakan dengan sambel bercampur kecap manis. Rasanya mengalahkan menu termahal sekali pun di Hotel seperti Ritz Cartlon. Tekstur nasi uduknya juga lain, lebih gurih dan kenyal, sehingga menjadi kenikmatan tersendiri dalam menyantapnya.
Sedapnya Sate Kerbau Cikadueun
Kebanyakan tempat yang menyajikan menu lezat di Pandeglang hadir dalam penampilan sangat sederhana.Warungnya tidak mencolok, tidak mewah atau berkesan mahal dan glamour justru sebaliknya di warung sederhanalah tersaji menu istimewa yang terasah bertahun-tahun hingga tetap diminati para pelanggan. Kebanyakan dari mereka pun tidak ingin mengubah penampilan warungnya menjadi lebih modern, mungkin mereka mengira akan ditinggalkan oleh para pelanggan setianya. Tersebutlah sebuah warung makan sangat sederhana di Cikadueun. Tidak ada papan nama, tidak ada pula buku menu atau meja-kursi yang tertata rapi. Warung tersebut hanyalah sebuah warung pinggir jalan seperti biasa. Tandanya hanyalah tempat duduk (amben) kayu yang sudah tua, tempat pelanggan duduk atau tidur-tiduran sehingga kayunya jadi mengkilap.
Kenali salah satu kesenian Pandeglang
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
Tautan informasi objek wisata di Pandeglang
Berikut beberapa tautan informasi mengenai objek wisata di Kabupaten Pandeglang.
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang